Thursday, November 20, 2014

Penyampaian berita buruk yang efektif - Komunikasi Publik


Berita buruk adalah bagian yang tak dapat elakkan dari praktek medis. Sebagian besar dari kita khawatir untuk berkomunikasi mengenai hal-hal sensitif seperti menyampaikan berita buruk, yang terkadang bisa membuat sedih pasien dan keluarga mereka. Berikut ada beberapa alasan mengapa sulit untuk memberitahukan berita buruk.
-          Mungkin merasa bertanggung jawab dan takut jika disalahkan
-          Tidak tahu bagaimana cara terbaik untuk melakukannya
-          Kemungkinan penghambatan karena tidak memiliki pengalaman pribadi
-          Keengganan untuk mengubah hubungan dokter-pasien yang ada
-           Takut mengganggu peran keluarga ada pasien atau struktur
-          Tidak tahu kemampuan dan keterbatasan pasien
-          Takut implikasi bagi pasien, misalnya cacat, sakit, sosial dan kerugian keuangan
-          Takut terhadap reaksi emosional pasien
-          Ketidakpastian tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya dan tidak memiliki jawaban atas beberapa pertanyaan
-          Kurangnya kejelasan peran seoramg pelayan kesehatan

How to give the bad news?
Ada beberapa langkah praktis dan logis yang dapat diikuti saat menyampaiakan kabar buruk kepada pasien. Meskipun ini berfungsi sebagai pedoman, namun tidak ada peraturan tegas untuk selalu melakukan lamgkah-langkah tersebut, hal tersebut tergantung dari tantangan medis yang ada. Hal tersebut tergantung dari penilain secara klinis dan juga pengalaman pelayan kesehatan tersebut tentang bagaimana berita buruk bisa disampaikan secara efektif, dimana setiap kasus harus dilakukan secara berbeda. Ada lima langkah utama :
1.      Personal preparation
2.      The physical setting
3.      Talking to the patient and responding to their concerns
4.      Arranging follow-up or referral
5.      Feedback and handover to professional colleagues

Proses memberikan berita buruk :

  Berikan informasi

Periksa pemahaman pasien informasi

Mengidentifikasi masalah utama pasien


Mendatangkan strategi penanggulangan pasien dan sumber daya pribadi
dan memberikan harapan yang realistis



Personal preparation
Dibutuhkan waktu yang tepat untuk memberikan suatu berita buruk secara benar dan disertai
menanamkan kepercayaan disertai dukungan dengan selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Untuk alasan tersebut , tidak tepat rasanya jika menyampaikan kabar buruk di tengah-tengah sebuah klinik yang sinuk dan ramai. Namun, sebelum melihat pasien terlebih dahulu Anda harus mengambil beberapa saat untuk mempertimbangkan informasi apa yang diketahui dan apa yang perlu ditangani. Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
-          Apakah pasien mengharapkan kabar buruk , atau aku ' masuk dingin' ?
-          Apakah harus ada orang lain hadir ( seperti perawat atau kerabat) ?
-          Apa pasien sudah tahu tentang penyakit, atau apa yang telah terjadi ?
-          Apa kemampuan pribadi yang pasien miliki?
-          Apakah saya mempunyai cukup waktu untuk menghabiskan waktu dengan pasien ?
-          Apakah ada ' bagaimana jika . . . ' Pertanyaan dimana saya harus mempersiapkan diri untuk menjawabnya ? ( misalnya, ' Bagaimana kalau dia marah dengan saya ? ')

Jeda sesaat, berpikir jernih dan dahulukan meminimalisir kesulitan sebelum melihat pasien. Dalam menyampaikan berita buruk, banyak kesulitan timbul dikarenakan dari tidak bisanya pelayan kesehatan berpikir secara jernih tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya dan juga terkadang pelayan kesehatan tidak memiliki jawaban yang cocok atas beberapa pertanyaan pasien.

The physical setting
Pengaturan fisik yang ideal adalah kamar pribadi yang cukup nyaman, bebas
dari gangguan, dan memiliki suasana yang tenang. Tentu saja, hal tersebut tidak selalu dapat terjadi. Namun, dalam beberapa pengaturan, disebutkan bahwa harus adanya upaya yang dilakukan untuk menjamin privasi dan kenyamanan pasien. Sebuah tirai harus ditarik di sekitar pasien di sebuah ksamar terbuka jika tidak mungkin untuk pindah ke kamar pribadi.
Posisi fisik Anda jika dikaitankan dengan pasien adalah penting. Jika pasien di tempat tidur, itu lebih sulit untuk mempertahankan mata ditingkat yang sama. Beberapa dokter lebih memilih untuk duduk di sisi tempat tidur, tetapi hal ini dapat membuat pasien merasa tengganggu dan terlalu dekat bagi pasien. Duduk di sebuah kursi kantor di samping tempat tidur adalah lebih baik dan nayaman. Yang lain lebih memilih untuk mengadopsi defensif
posisi bersandar di dinding dekat dengan pasien, hal ini mengindikasikan postur santai dan komitmen untuk tetap di dalam ruangan. Namun, ada beberapa hal yang tidak boleh Anda lakukan, yaitu :
-          Jangan memberikan kabar buruk pada akhir pemeriksaan fisik sementara Pasien belum dalam keadaan siap.
-          Jangan memberikan berita buruk di koridor dan melalui telepon (jika bisa hal ini
harus dihindari).
-          Jangan mondar-mandir di sekitar pasien, lalu melihat keluar jendela atau melakukan hal yang dapat mengganggu pasien.
Terkadang kita bergantung pada alat peraga dalam situasi sulit . Bila memungkinkan hindari meraba-raba melalui catatan klinis ketika berbicara dengan pasien. Hal ini penting untuk mempertahankan kontak mata. Lepaskanlah jaket Anda atau tutupi jas putih Anda, jika Anda lebih suka, hal ini bisa menciptakan kedekatan yang lebih pribadi dan juga suasana ramah serta menghindari situasi yang aneh. Selanjutnya lebih baik lagi jika tidak memakai stetoskop di leher. Potensi sumber gangguan dari telepon, televisi dan radio pun harus dihindari.

Talking to the patient and responding to concerns
Apa pun yang Anda katakan kepada pasien, adalah penting bagi Anda untuk melakukannya secara perlahan-lahan atau setidaknya pada kecepatan yang dapat diterima oleh pasien. Percakapan biasanya menjadi lebih formal dan serius ketika memberikan berita buruk. Membalas pertanyaan dengan satu kata haruslah dihindari. Akan sangat luar biasa untuk membalas dengan tegas, kepada saudara pasien dan berjalan pergi saat ditanyai jika pasien telah selamat operasi. Sebaliknya, pelayan kesehatan bisa mengatakan, "Seperti yang Anda ketahui, pamanmu sangat sehat sebelum operasi. Kami melakukan hal terbaik yang kami bisa, tapi aku takut itu tidak cukup. Dia tidak pernah sadar, dan saya minta maaf untuk memberitahu Anda bahwa dia meninggal tak lama setelah operasi." Informasi yang kompleks seperti itu harus disampaikan dengan rasa empati terhadap kebutuhan dan keprihatinan terhadap pasien. Kegagalan untuk melaksanakan suatu hal dapat membuat pertemuan itu tidak efektif, tidak membantu atau membuat pasien stress. Lalu dalam menyampaikan berita buruk dibutuhkan :
a.       Empati
b.      Dimulai dengan apa yang pasien atau kerabatnya sudah tahu atau pahami
c.       Mencari tahu apa yang pasien ingin tahu
d.      Aktif mendengarkan, memberikan informasi, umpan balik dan menangani  kepentingan sang pasien.
e.       Memunculkan kekuatan diri sang pasien.
f.       Menanamkan harapan yang realistis.

a.       Empati
Seharusnya tidak terlalu sulit untuk berempati dengan seseorang yang telah mengalami kehilangan atau telah mendengar kabar buruk, karena kebanyakan dari kita dapat dengan mudah mengidentifikasikan seseorang yang sedang menghadapi atau mengalami kesulitan. Empati berarti mampu menempatkan diri di tempat orang lain, terutama seseorang yang mungkin tertekan. Mendengarkan dengan penuh perhatian kepada pasien dan berusaha untuk memahami kesulitan mereka lebih lengkap adalah salah satu deskripsi empati. Anda juga harus menjadi empatik dengan tidak memperkenalkan informasi baru terlalu cepat dan tidak memaksakan pandangan dan membuat sebuah asumsi yang tidak sesuai dengan keadaan.

b.      Mulailah dengan apa yang pasien sudah ketahui
Sebelum memberikan kabar buruk, salah satu hal yang penting adalah mengetahui bagaimana kesan pasien tentang penyakitnya. Hal ini akan langsung mempengaruhi bagaimana Anda nantinya menyampaikan kabar. Seorang pasien yang terlalu optimis atau tidak, dan tampak memahami implikasi serius dari penyakit perlu diperkenalkan kepada berita yang lebih bertahap. Disana sejumlah pertanyaan yang bisa diajukan dalam rangka untuk mencari tahu apa pasien sudah tahu tentang penyakitnya dan mungkin mengharapkan suatu kesembuhan. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin memberikan kesan mengetahui sangat sedikit tentang kondisi mereka meskipun telah melakuakn konsultasi sebelumnya. Mereka mungkin banyak yang berharap bahwa informasi baru telah datang untuk mengubah kabar sebelumnya atau mereka mungkin tidak ingin mendengar berita buruk. Kedua hal ini menunjukkan penolakan keparahan penyakit dan mungkin diperlukan pertemuan pertama untuk mengingatkan pasien dari percakapan sebelumnya. Demikian pula, Anda harus memperhatikan dekat dengan respon pasien terhadap pertanyaan, keadaan emosional dan intelektual, karena ini secara langsung mempengaruhi apa yang mungkin perlu dijelaskan secara lebih detail, dan cara terbaik yang bagaiman untuk menyampakan kabar buruk. Hal ini penting untuk memeriksa pemahaman pasien tentang istilah tertentu.

c.       Cari tahu apa yang pasien ingin tahu
Setelah menetapkan apa yang pasien sudah ketahui, Anda bisa mulai
memperbarui pengetahuan pasien dan pemahamannya. Namun, jika Anda mungkin tidak jelas tentang apa yang pasien ingin tahu dan pada tahap mana, Anda harus terlebih dahulu mencari tahu dengan bertanya, 'Apa yang ingin kamu ketahui? Apakah ada sesuatu yang tidak kamu ingin dengar?' Pertanyaan-pertanyaan berikut bisa membantu untuk membuka percakapan tentang masalah penting ini :
"Ini membantu kami untuk mendengar dari Anda apa yang ingin Anda ketahui tentang kondisi Anda. Apakah ada sesuatu yang tidak ingin Anda dengar?"
"Apa yang Anda ingin dengar dari hasil diagnosa?"
"Apakah Anda ingin tahu semua detail tentang diagnosis, tes dan perawatan,
atau apakah Anda hanya ingin mengetahui garis besar apa yang terjadi?"
"Anda mengatakan Anda hanya ingin diberitahu bila ada ' kabar baik '. Apa yang harus
kita lakukan jika kita punya kabar buruk?"


d.      Aktif mendengarkan, memberikan informasi, umpan balik dan mengatasi kekhawatiran
Hal pertama  yang harus dilakukan adalah membangun hubungan dan kepercayaan. Mendengarkan secara aktif melibatkan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran sementara pada saat yang sama memimpin pembicaraan .

e.       Memunculkan kekuatan diri sang pasien dan menanamkan harapan yang realistis
Disini Anda harus membicarakan bagaimana pasien sebelumnya telah diatasi dengan cukup sulit. Ini membantu membuat eksplisit sumber daya apa yang sebenarnya individu miliki dan dukungan tambahan apa yang mungkin pasien perlukan.

Arranging follow-up or referral
Setelah pasien sudah diberitahukan kabar buruk, yang paling penting adalah waktu dimana beberapa saat setelah pertemuan. Hal ini menggoda
untuk mengasumsikan bahwa pasien telah mengetahui dan mengerti apa yang mereka butuhkan. Meminta pasien untuk meringkas apa yang mereka ingat adalah cara
untuk memeriksa apa yang mereka telah ketahui selama ini. Jika Anda tidak memperbaiki kesalahpahaman sekarang, pasien mungkin hanya ingat aspek-aspek positif atau negatif
dari berita tersebut, yang keduanya dapat meningkatkan risiko depresi reaktif,
penolakan, kecemasan dan bahkan bunuh diri. Dalam beberapa kasus mungkin tepat untuk membuat rujukan lain profesional, seperti psikolog atau konselor, untuk spesialis bantuan dengan berita dukacita, kegelisahan dan depresi. .

Feedback and handover to professional colleagues
Ini adalah praktik yang baik untuk menginformasikan rekan-rekan pasien tentang pertemuan dengan pasien, meringkas bagaimana keadaan pasien, apa yang pasien telah ketahui dan mengerti, dan masalah apa yang mungkin terjadi atau reaksi apa yang diharapkan. Hal ini membantu orang lain yang merawat pasien, untuk mengetahui apa yang harus dikatakan tanpa membingungkan atau mengganggu pasien dengan informasi yang berbeda tentang prognosis dan pengobatan. Diskusi dan konsultasi dengan kolega juga dapat membuat tugas memberikan berita buruk lebih mudah dengan meningkatkan profesional dukungan dan mengeksplorasi ide-ide.

KOMUNIKASI PUBLIK

            Komunkasi publik merupakan salah satu landasan tempat dibangunnya peradaban. Komunikasi adalah sebagai salah satu tat tertib yang tumbuh dari tradisi retoris kuno Aristoteles dan Cicero hingga orator modern, seperti Martin Luther King dan Bill Clinton. Sejak itupun, komunikasi publik menjadi sesuatu yang sangat berperan dalam mempersatukan dan mengilhami masyarakat untuk bertindak.

*      Definisi Komunikasi Publik
            Komunikasi publik adalah komunikasi antara seeorang pembicara dengan khalayak umum, yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi pidato, tabligh, kuliah, ceramah, dan lain-lain. Dalam komunikasi publik, satu orang ditunjuk sebagai pembicara dan yang lainnya berperan sebagai pendengar. Namun dalam komunikasi publik pengiriman pesan sangat tidak seimbang karena pembicaramemprakarsai sebagian besar peaan verbal, meskipun hadirin sering mengirimkan pesan nonverbal (teppuk tangan, tertawa, dll) mereka pada dasarnya tidak diharapkan untuk menyampaikan pesan verbal kecuali dalam sesi tanya jawab dalam sebuah pidato.
*      Tiga Aspek Pengalaman Komunikasi Publik
Secara garis besar terdapat tiga aspek pengalaman komunikasi publik (Hart et al., 1975, hlm. 23-24), yaitu :
·         Pertama, komunikasi publik cenderung terjadi di tempat yang biasanya dianggap sebagai tempat publik. Seperti auditorium, aula, kelas dan yang lainnya.
·         Kedua, pembicara publik lebih kepada “kesempatan untuk mengemukakan masalah sosial yang sedang atau marak terjadi’ daripada mengemukakan masalah-masalah informal dan yang tidak terstruktur.
·         Ketiga, komunikasi publik melibatkan suatu norma perilaku yang relatif jelas.

*      Sepuluh tuntutan unik dalam komunikasi publik (Hart et al., 1975), yaitu :

1.      Pesan harus relevan dengan kelompok sebagai suatu keseluruhan, tidak hanya beberapa pihak atau segelintir orang saja yang mengerti pesan yang disampaikan tapi harus secara keseluruhan. Dalam komunikasi publik “kepentingan yang sama” harus terus menerus diusahakan oleh pembicara.
2.      Bahasa “publik” lebih terbatas, yaitu kurang luwes, menggunakan bahasa yang sudah dikenal secara umum dan mengandung konotasi yang tidak begitu banyak, serta sedikit ungkapan pribadi.
3.      Umpan balik lebih terbatas. Ditemukan dalam beberapa kasus,umpan balik tersebut hanya terbatas pada respon nonverbal yang terselubung.
4.      Khalayak yang dihadapi lebih beraneka-ragam. Dalam komunikasi publik, kita bisa saja menghadapi suatu kesulitan dalam memasuki banyak “dunia perseptual” secara serentak.
5.      Seiring dengan meningkatnya jumlah khalayak pendengar hal tersebut memperbesar kemungkinan kesalahan menafsirkan umpan balik, karena banyaknya reaksi pendengar yang harus diamati.
6.      Pembicara harus membuat persiapan pidato yang lebih lengkap, karena hanya sedikit kesempatan mendapat umpan balik langsung yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi pembicaranya
7.      Analisis khalayak pendengar lebih sulit dan bahkan lebih tidak akurat kaena pembicara berinteraksi degan banyak orang secara serentak.
8.      Persoalan adaptasi menjadi hal yang sangat penting karena sebuah pesan dari satun pembicara harus sampai secara utuh untuk banyak orang yang berbeda-beda.
9.      Terkadang ada dimana situasi sangat tidak kondusif. Yaitu, sulitnya untuk memusatkan perhatian terhadap pesan atau pembicara karena banyak situasi lain yang menarik hak publik.
10.  Jumlah perubahan pesan dalam komunikasi publik bisa lebih banyak karena pesan sampai kepada lebih banyak orang dalam satuan waktu tertentu.

*      Tujuan Komunikasi Publik
Dalam melakukan komunikasi di depan publik, biasanya seorang pembicara memiliki sedikitnya satu dari tiga tjuan berikut, yaitu :
Ø  Memberikan informasi
Ø  Menghibur
Ø  Membujuk atau meyakinkan pendengar
Jika tujuan pembicara adalah memberikan informasi maka perhatian utama pembicara adalah hasil perolehan informasi. Namun jika tujuan dari pembicara adalah menghibur, si pembicara akan mengutamakan unsur menyenangkan dan hiburan dalam konteks materinya. Dan jika tujuan pembicara adalah untuk membujuk, maka pembicara akan membuat pendengar yakin, dan hasil yang diharapkan adalah  prngaruhnya pada sikap.  Pembicara, mengkin mencoba menetapkan suatu sikap yang tidak dimiliki sebelumnya oleh pendengar atau memperkokoh sikap serta mengubah sikap. Namun, pada kenyataanya menginformasikan, menghibur, dan meyakinkan bukanlah tujuan yang saling terpisah. Ketiga hal tersebut beriringan satu sama lain.
*      Ada tiga unsur dalam komunikasi publik, yaitu pembicara, pendengar atau khalayak dan juga pesan.











Daftar Pustaka
-          Llyod, Margareth. Tidak diketahui tahun. Communication Skills for Medicine.
-          Buckman R. 1992. How to break bad news. Papermac, London.
-          Tubbs, S., L. Tidak diketahui tahun. Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi. Jakarta:Rosda

-          Hasling, John. 1993. The Audience, The Message, The Speaker Edisi ke-5. New York: McGraw-Hill

No comments:

Post a Comment