Saturday, November 14, 2015

RANGKAIAN DAN ANGGARAN ALARM SENTUH

Rangkaian Alarm Sentuh merupakan sebuah alarm yang memiliki banyak sekali fungsi dan manfaat bagi kehidupan sehari-hari manusia. Biasanya alarm ini digunakan sebagai sebuah tanda akan suatu hal. Bisa menjadi sebuah bel pintu, alarm di sebuah tempat, alarm untuk jam kerja atau belajar, alarm maling, dan lain sebagainya. Rangkaian alarm sentuh akan menjadi sebuah alarm yang dapat bekerja serta efektif. Ini karena rangkaian alarm sentuh bekerja melalui sentuhan. Yang pastinya, rangkaian alarm sentuh akan berbeda dengan rangkaian alarm lainnya yang pernah anda ketahui. Meskipun begitu, rangkaian alarm sentuh ini juga memiliki kesamaan dengan rangkaian alarm lainnya yaitu dapat menghasilkan musik atau melodi ketika disentuh.
Alarm ini dapat kita pasang pada motor, mobil, pintu rumah atau tempat lain. Sehingga jika ada yang menyentuh benda yang kita pasangi alarm, alarm akan mengeluarkan bunyi selang beberapa waktu dan akhirnya diam sendiri. Dan akan berbunyi lagi jika tersentuh ulang.
Untuk membuatnya tidaklah sulit. Cukup berbekal sedikit pengetahuan tentang komponen elektro, maka kita sudah bisa membuatnya.
Berikut ini saya bagikan gambar skema rangkaian alarm dengan sensor sentuh, beserta komponen yang diperlukan.
Rangkaian alarm sensor sentuh ini merupakan rangkaian alarm yang mana rangkaian ini bisa bekerja oleh adanya sentuhan tangan.
Daftar Komponen :
(khusus untuk IC ada beberapa pilihan)
1. IC = UM66Txx. Menghasilkan melodi lagu seperti berikut ini :
UM66T-01L = Jingle Bells , Santa Claus Is Coming To Town dan We Wish You A Merry Christmas.
UM66T- 05L = Home Sweet Home.
UM66T-09L = Wedding March (Mendelssohn)
UM66T-19L = For Alice
UM66T- 32L = Coo Coo Waltz
UM66T - 68L = It Is A Small World

2. Q1 = 2N3904 (Transistor NPN)
3. Q2 = 2N3906 (Transistor PNP)
4. R1 = 100K 1/4Watt.
5. R2 = 10K 1/4Watt.
6. R3 = 100 ohm 1/4W.
7. C1 = 10uF 25V.
8. PZ1 = Piezo speaker.
9. B1 = Baterai 1.5V x 2buah.
Cara kerja dari rangkaian alarm sentuh antara lain, yakni ketika tangan anda meraba titik sentuh, maka rangkaian akan menghasilkan suara musik pada speaker piezo. Kalau anda ingin membuat rangkaian alarm sentuh, tidak perlu bingung dengan bahan karena rangkaian ini menggunakan komponen dalam jumlah yang tidak banyak. Cocok sekali untuk anda yang masih pemula dalam urusan merangkai komponen elektronika. Rangkaian alarm sentuh ini dijamin dapat meningkatkan pengalaman anda di bidang elektronika. Dalam kisaran normal, speaker tidak akan bekerja ketika ditekan. Tetapi berbeda dengan titik A pada Q1 dan Q2 yang akan mengalir dan bekerja. Kalau anda merasa bingung, anda bisa mencoba mencari bagan dari rangkaian alarm sentuh ini.

Seperti yang sudah diketahui, rangkaian alarm sentuh ini memiliki banyak sekali kegunaan. Rangkaian alarm sentuh tidak hanya dirakit sebagai mainan. Tetapi juga dapat dikonversi menjadi sebuah alat untuk memperingatkan orang-orang akan sesuatu. Salah satu ide unik dengan menggunakan rangkaian alarm sentuh adalah dengan menggunakannya sebagai tanda seseorang masuk ke dalam sebuah ruangan. Anda tinggal menyesuaikan dengan gaya tali di kenop pintu. Nantinya anda akan tahu ketika ada orang yang masuk ke dalam ruangan. Dengan begitu keamanan pun menjadi lebih meningkat. Selain itu, rangkaian alarm sentuh masih bisa dimanfaatkan oleh banyak hal lainnya.

Gambar Skema Rangkaian Sentuh
Perkiraan anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membuat alat ini :



Referensi :


Wednesday, October 14, 2015

Analisis rate of return


            I.                   Definisi Rate of Return
Jogiyanto (2003), membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan, serta sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan bersifat tidak pasti (belum terjadi).
Rate of Return (ROR) adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Komposisi penghitungan rate of return (return total) adalah capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi karena perbedaan harga sekarang yang lebih tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan harga periode waktu sebelumnya. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas secara periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari sebuah investasi. Untuk saham, yield merupakan persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield merupakan prosentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi sebelumnya (Jogiyanto 2003:111).
Dalam menghitung rate of return dapat digunakan rumus sebagai berikut :
ROR    = Capital gain (loss) +Yield
= ( Pt – Pt-1 / Pt-1 ) + Dt / Pt-1
= ( Pt – Pt-1+ Dt / Pt-1 ) x 100%
Keterangan :
Pt         = Harga saham sekarang
Pt – 1   = Harga saham periode lalu
Dt - 1   = Deviden yang dibayarkan sekarang


II.      Macam – macam Rate of Return
           1.      Average Rate of Return
Average Rate of Return disebut juga accounting rate of return atau accounting return to investment adalah metofe penilaian investasi yang berusaha menunjukkan ratio atau perbandingan antara keuntungan neto tahunan terhadap nilai investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik diperhitungkan dengan nilai investasi ( initial investment ) atau rata – rata investasi ( average investment ).
Jadi average rate of return dapat dihitung dengan
Keuntungan neto tahunan / nilai investasi awal = nett income / initial investment
Metode ARR mempunyai kelemahan – kelemahan antara lain :
Perhitungan ARR tidak memperhatikan time value of money
Menitik beratkan pada perhitungan accounting dan bukan pada cash flow dari investasi yang bersangkutan, sehingga suatu investasi yang mempunyai umur penyusutan lebih cepat akan mengakibatkan keuntungan neto yang lebih rendah dan di satu pihak meninggikan cash flow, oleh karena penyusutan bukan merupakan pengeluaran kas. ARR dapat dianalisa dengan beberapa cara, sehingga diperlukan standar perbandingan yang sesuai dengan cara – cara tersebut dan dimungkinkan dapat terjadi kesalahan memperbandingkan.
          2.      Internal Rate of Return
Internal Rate of Return dalah tingkat diskonto ( discount rate ) yang menjadikan sama antara present value dari penerimaan cash dan present value dari nilai investasi discount rate/tingkat diskonto yang menunjukkan net present value atau sama besarnya dengan nol.
Oleh karena itu, IRR adalah merupakan tingkat diskonto dari persamaan di bawah ini :
IO = [ P1 / ( 1 + i )1 ] + [ P2 / ( 1 + i )2 ] + [ P3 / ( 1 + i )3 ] +,.,.,[ Pn / ( 1 + i )n ]
dimana :
IO        = Initial Outlays ( Nilai Investasi mula – mula )
Pt         = Net Cash Flow ( Proceed ) pada tahun ke – t
i           = Tingkat diskonto
n          = Lama waktu / periode umur investasi
Kelemahan – kelemahan pada metode IRR adalah :
1. Tingkat diskonto yang dihitung akan merupakan nilai yang sama untuk setipa tahun ekonomisnya. Metode IRR tidak memungkinkan menghitung IRR yang mungkin berbeda stiap tahunnya. Padahal secara toritis dimungkinkan terjadi tingkat bunga yang berbeda setiap tahun.
2. Bisa diperoleh i yang lebihdari satu angka ( multiple IRR ). Dengan demikian timbul masalah, yaitu i mana yang akan kita pergunakan.
3. Pada saat perusahaan harus memilih proyek yang bersifat mutually exclusive, kita mungkin salah memilih proyek kalau kita menggunakan kriteria IRR. Penggunaan IRR akan tepat kalau dipergunakan Incremental IRR.

           III.                Analisis Laju / Tingkat Pengembalian ModalRate of Return (RoR)
RoR     : Suku bunga dimana ekivalensi nilai pengeluaran = ekivalensi pemasukan yang terjadi pada suatu alternatif
Suatu investasi biasanya dibandingkan dengan suku bunga di Bank (MARR = Minimum Attractive Rate of Return)
Jika      i > MARR ®  Menguntungkan
i < MARR ®  Merugikan
Seperti halnya pada EUAC dan PW, RoR dapat diterapkan untuk pemilihan alternatif.
Perhitungan RoR identik dengan “profit” dalam teori ekonomi
Metode :
1.IRR  : Internal Rate of Return
2.ERR : External Rate of Return
3.ERRR: External Reinvest Rate of Return
Perhitungan IRR
-          Jika menggunakan PW
PW Biaya = PW Pemasukan
PW Biaya – PW Pemasukan = 0
        NPW atau NPV = 0
-          Jika menggunakan EUAC
EUAC Biaya = EUAC Pemasukan
EUAC Pemasukan – EUAC Biaya = 0
                                              NAW = 0

Contoh
Hitung Rate of Return dari
Tahun                             0         1          2          3          4         5
Aliran Kas (Jt)             -595     250      200      150      100      50
Jawab :
NPW atau NPV = 0
595 jt – 250 jt (P/A; i; 5) + 50 jt (P/G; i; 5) = 0
Dengan Trial & Error :
i1 = 10 %         NPV1   = 595 jt – 250 jt (3,791) + 50 jt (6,682)
 = - 18,65 jt
i2 = 12 %         NPV2   = 595 jt – 250 jt (3,605) + 50 jt (6,397)
 = + 13,60 jt
IRR     = i1 + ( i2– i1NPV1 / NPV– NPV2
= 10 % + 2 %  [ - 18,65 / -18,65 – (+ 13,6)]
            = 11, 15 %
Contoh
Biaya investasi            : 200 jt
Pemasukan                  : 100 jt/th
Pengeluaran                 : 50 jt/th
Nilai sisa tahun ke 10  : 60 jt
MARR (IRR Min)       : 30 %/th
Jawab :
NAW = 0
100 jt + 60 jt (A/F; i; 10) - 200 jt (A/P; i; 10) – 50 jt = 0
50 jt + 60 jt (A/F; i; 10) - 200 jt (A/P; i; 10) = 0
Dengan Trial & Error :
i1 = 20 %         NAW1 = 5 + 6 (0,0385) - 20 (0,2385) = 0,461
i2 = 25 %         NAW2 = 5 + 6 (0,0301) - 20 (0,2801) = - 0,4214

IRR     = i1 + ( i2– i1NAW1 / NAW– NAW2   
= 20 % + 5 %  [0,461 / 0,461  (-0,4214)]
            = 22,6 %
i < MARR ®  Tidak Feasible

Contoh : 2 Alternatif
Tahun                               A                     B
    0                              - 2000 jt           - 2800 jt
    1                                  800 jt             1100 jt
    2                                  800 jt             1100 jt
    3                                  800 jt             1100 jt
MARR = 5 %/th
Jawab :
NPVA  = - 2000 jt + 800 (P/A; i; 3) = 0
IRRA   = 9,7 %
NPVB  = - 2800 jt + 1100 (P/A; i; 3) = 0
IRRB   = 8,7 %
IRRA dan IRRB> MARR       ®        Menguntungkan
IRRA dan IRRB> MARR       ®        Menguntungkan, tetapi
alternatif B lebih baik daripada alternatif A, mengapa ?
Gunakan Analisis Incremental

Tahun              B – A
0                      - 800 jt
1                      300 jt
2                      300 jt
3                      300 jt

NPV      = 0 ®  - 800 jt + 300 (P/A; i; 3) = 0
IRRB-A  = 6,1 %
6,1 % > 5 %      ®      Pilih Alternatif B (Biaya investasi lebih tinggi)

Perhitungan Rate of Return untuk 3 alternatif atau lebih yang tidak saling berkaitan (mutually exclusive) ® Gunakan Analisis Incremental, yaitu :
1.Hitung RoR masing-masing alternatif, hilangkan alternatif yang mempunyai RoR < MARR.
2.Susun alternatif menurut besarnya biaya investasi (dari kecil – besar).
3.Bandingkan 2 alternatif sesuai dengan urutannya, hitung IRR incremental.
4.Pilih alternatif dengan IRR inc lebih tinggi dari perhitungan no. 3.
5.Bandingkan hasil perhitungan no. 4 dengan alternatif berikutnya.
6.Ulangi sampai selesai.

Contoh : 4 alternatif


A                     B                     C                     D
Biaya Awal                 400 jt               100 jt               200 jt               500 jt
Keuntungan/th            100,9 jt            27,7 jt              46,2 jt              125,2 jt
Umur                           5 th                  5 th                  5 th                  5 th
Nilai Sisa                     0                      0                      0                      0

MARR (IRR Min) 6 %/th
NPVA = 0 ® - 400 jt + 100,9 jt (P/A; i; 5) ® IRRA = 8,3 %
NPVB = 0 ® - 100 jt + 27,7 jt (P/A; i; 5) ® IRRB = 12 %
NPVC = 0 ® - 200 jt + 46,2 jt (P/A; i; 5) ® IRRC = 5 %
NPVD = 0 ® - 500 jt + 125,2 jt (P/A; i; 5) ® IRRD = 8 %
IRRC< MARR ® Alternatif C lenyapkan

B                     A                     D        
Biaya Awal                 100 jt               400 jt               500 jt
Keuntungan/th            27,7 jt              100,9 jt            125,2 jt
Bandingkan A terhadap B
A – B
Biaya Awal                 300 jt
Keuntungan/th            73,2 jt
NPVA-B= 0 ® - 300 jt + 73,2 jt (P/A; i ; 5)
IRR     = 7 % (Pilih A)


Bandingkan A terhadap D
D – A
Biaya Awal                 100 jt
Keuntungan/th            24,3 jt
NPVD-A = 0 ® - 100 jt + 24,3 jt (P/A; i ; 5)
IRR        = 6,9 % (Pilih D)


Rate of Return Analysis
 Analisis rate of return menghasilkan solusi berupa tingkat suku bunga yang berlaku pada serangkaian arus kas masuk dan arus kas keluar alternatif. Besarnya tingkat suku bunga i* dapat dihitung dengan salah satu dari analisis PW, FW atau AW berikut:
PWpendapatan = PWpegeluaran                                        
FWpendapatan = FWpengeluaran                              Net Present Worth = 0
AWpendapatan = AWpengeluaran                             EUAB – EUAC = 0
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan adalah trial-and-error sampai nilai i* diperoleh dengan interpolasi.
Kriteria pengambilan keputusan untuk alternatif tunggal, nilai i* yang diperoleh dibandingkan dengan MARR untuk dievaluasi:
Jika      i* ≥ MARR, alternatif layak diterima dan
i* < MARR, alternatif tidak layak diterima
Untuk memilih alternatif menggunakan analisis rate of return, dilakukan prosedur incremental untuk membandingkan alternatif satu dengan lainnya.
  1. Urutkan alternatif-alternatif yang akan dibandingkan mulai dari alternatif dengan nilai investasi kecil.
  2. Hitung i* alt.1, untuk membandingkan alt. tidak melakukan pilihan (do nothing – DN) sebagai alt. dasar yang layak dengan alt.1 sebagai alt. pembanding. Jika diperoleh nilai i* < MARR, maka alt. DN tetap menjadi alt. layak. Namun jika nilai i* ≥ MARR, alt. pertama akan menggantikan DN menjadi alt. layak, dan alt. berikutnya (alt.2) menjadi alt. pembanding.
  3. Hitung incremental arus kas dari kedua alt. baru tersebut untuk setiap periode waktu dengan persamaan: incremental arus kas = arus kas alt. 2 – arus kas alt.1
  4. Hitung i* dari incremental arus kas yang diperoleh.
  5. Jika diperoleh nilai i* < MARR, alt.1 tetap sebagai alt. layak. Jika sebaliknya, alt.2 akan menggantikannya menjadi alt. layak, dan alt. berikutnya (alt.3) menjadi alt. pembanding.
  6. Ulangi langkah 3 sampai dengan langkah 5 hingga semua alt. selesai dibandingkan. Pilih alt. layak terakhir sebagai alt. terbaik.


Referensi:


https://ssl.gstatic.com/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif




Wednesday, June 10, 2015

Degradasi Moral dan Etika pada Kalangan Remaja


LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama               : Amir Mukhlis
NPM               : 10413796
Kelas               : 2IB01
Jurusan            : Teknik Elektro
Menyatakan bahwa, makalah saya yang berjudul “Degradasi Moral dan Etika pada Kalangan Remaja” sudah memenuhi jumlah kata sejumlah 2135 kata dan tugas ini bukan hasil plagiat.


Depok, 12 Juni 2015



(Amir Mukhlis)



KATA PENGANTAR
           
Segala puji serta syukur yang dalam saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena berkat rahmat dan kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas mengenai Degradasi Moral dan Etika pada Kalangan Remaja.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman dan pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan Etika pada remaja dimana hal tersebut sangat diperlukan untuk memeperluas pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana modernisasi di zaman sekarang ini mampu mempengaruhi perubahan etika pada seseorang, dengan suatu harapan lainya dimana makalah ini bisa lebih bermanfaat untuk mahasiswa dan bahkan umum.
Saya menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan sangat saya harapkan untuk perbaikan pada penulisan selanjutnya.
Pada akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

DepokJuni 2015



Penyusun






BAB 1
PENDAHULUAN

Nilai dan etika adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan dan sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Nilai itu sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap benar. Memiliki sifat yang abstrak, bukan konkret. Nilai hanya bisa dipikirkan, dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat batiniah. Oleh sebab itu nilai bukanlah suatu hal yang bisa dipelajari dan terdapat teorinya secara jelas. Lalu, sistem nilai dapat diartikan sebagai seperangkat hal yang saling bergantung, saling disesuaikan, dan konsisten terhadap suatu aturan. Sedangkan etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan hal baik dalam hidup. Etika, sebagaimana metoda filsafat, mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika praktis) juga membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu (etika normatif). (Robert C. Solomon.1984).
Di zaman modern seperti sekarang ini, tentu telah banyak permasalahan etika yang kita lihat terjadi di masyarakat khususnya pada kalangan remaja. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal atau multifaktorial, salah satu penyebabnya adalah masa remaja merupakan waktu paling rentan dan sangat mudah untuk dipengaruhi, diprovokasi, dan biasanya remaja memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi terhadap berbagai hal. Selain itu juga, remaja juga sangat mudah mengikuti arus pergaulan yang sebenarnya dia sendiri belum mengetahui betul hal tersebut sesuai dengan norma dan etika yg berlaku di masyarakat atau tidak.
Pada awal dekade yang  lalu penyalahgunaan NAPZA (Narkotik,  Psikotropik  dan  Zat  adiktiflainnya) pada remaja belum semarak seperti saat ini dan infeksi HIV/AIDS masih amat langka. Namun seiring dengan berkembangnya zaman angka kenakalan remaja terkait NAPZA dan perilaku sex pranikah terus meningkat. Berdasarkan survei yang dilakukan Depkes di Jawa Barat pada tahun 1996 terungkap bahwa sekitar 7,5% remaja perempuan di kota dan 1,3% di desa telah merokok, sementara di Bali berturut-turut 1,5% dan 0,6% (Kristanti & Depkes,1996).  Survei lain pada 8084 remaja  laki-laki dan perempuan 15-24 tahun di 20 kabupaten dan empat propinsi (Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, dan Lampung) menemukan bahwa 8% remaja perempuan dan 81,9% remaja laki-laki  telah merokok, 1% remaja perempuan dan 2,7% remaja laki-laki pernah minum alkohol,serta sebesar 0,6% remaja perempuan dan 10,7 % remaja laki-laki pernah menggunakan obat terlarang (LDUI & BKKBN, 1999). Lalu, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2012 diketahui pula bahwa meskipun kelompok perempuan turut serta dalam perilaku merokok, minum-minuman beralkohol, ataupun menggunakan obat-obatan terlarang, persentasenya masih lebih rendah dibandingkan kelompok laki-laki seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Selain itu, data mengenai perilaku hubungan seks pranikah pada pelajar terutama di kota besar beberapatahun terakhir ini tercatat cukup signifikan. Survei kecil yang dilakukan Yayasan Pelita Ilmu diPlazadanMallJakarta menemukan bahwa 42% dari 117 remaja usia 13-20 tahun pernah berhubungan seks dan lebih dari separuh diantaranya masih aktif berhubungan seks dalam 1-3 bulan terakhir(Conrad,2000). Sebuah survei terhadap pelajar SMA di Manado mendapatkan persentase 20%pada remaja laki-laki melakukan seks pranikah dan 6% pada pada remaja perempuan (Utomodkk, 1998).
Berdasarkan berbagai survey di atas maka kita dapat melihat begitu banyaknya masalah dan penurunan moral serta etika yang terjadi pada remaja dapat disebabkan oleh adanya proses modernisasi dan globalisasi. Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat terutama kalangan remaja melalui berbagai media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas ini  semua orang dapat dengan bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat. Apakah nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya filter dan selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah penurunan etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Penurunan moral dan etika di kalangan remaja tidak dapat kita abaikan. Penduduk remaja perlu mendapat perhatian serius mengingat mereka masih termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, mereka akan memasuki dunia kerja dan memasuki umur reproduksi. Apabila tidak dipersiapkan dengan baik remaja sangat berisiko terhadap masalah-masalah kesehatan reproduksi, seperti perilaku seksual pranikah, NAPZA dan HIV/AIDS, dan juga degredasi moral dan etika seperti pencurian, pemerkosaa. Dampak yang dapat ditimbulkan dari permasalah-permasalahan remaja yang terjadi sekarang ini dapat mempengaruhi kehidupan remaja selanjutnya. Salah satunya adalah psikologi remaja menjadi terganggu, remaja menjadi lebih tertutup dan apatis dengan lingkungan, selain itu juga dapat menyebabkan berbagai penyakit menular seksual, dan kurangnya motivasi dalam remaja itu sendiri.
















BAB II
PEMBAHASAN

Etika dan moral merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan etika dengan moralitas dapat dilihat, bahwa moralitas adalah pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakat. Menurut Kant 1724-1804 moral merupakan suatu hukum dasar dari masyarakat yang paling hakiki dan amat kuat. Juga suatu perbuatan benar atas dasar suatu prinsip. Ia merujuk pada perilaku yang sesuai dengan "kebiasaan atau perjanjian rakyat yang telah diterima", sesuai nilai dan pandangan hidup sejak masa kanak-kanak, tanpa permusyawaratan.

Etika merupakan pemikiran atau refleksi atas moralitas. Dengan demikian tidak semua orang beretika. Menurut Purwadianto 2012 etika adalah refleksi filosofis yang sesungguhnya. Ia dimunculkan oleh para filsuf dan berlaku universal karena tak memandang masyarakat tertentu saja. Dokter melanggar janji untuk datang tepat waktu, berarti ia tidak etis. Namun, bila melakukan malpraktik kepada pasiennya, hal tersebut baru dapat dikatakan tidak bermoral. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).

Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki perbedaan. Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kenakalan remaja dan degradasi moral serta pelanggaran etika yang terjadi di kalangan masyarakat khususnya remaja dapat mengindikasikan bahwa penerapan moral serta etika sudah tidak dianggap penting lagi oleh remaja dan cenderung diabaikan. Selain karena modernisasi dan globalisasi penurunan moral serta etika ini dapat disebabkan oleh berbagai determinan lainnya, yaitu sebagai berikut
1.                   Kurang kuatnya  pegangan terhadap agama . Di kehidupan yang serba modern seperti zaman sekarang ini, bukan menjadi suatu rahasia lagi jika kepercayaan kepada suatu agama atau keberadaan Tuhan sering dianggap sebagai suatu simbol belaka dan bukanlah suatu hal yang selalu ditaati. Hal tersebut semakin terlihat di kalangan remaja, dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan yang datang dari masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar dan sifatnya hanya bisa menilai dari apa yang terlihat. Lalu, apabila dalam suatu masyarakat terdapat banyak orang yang melakukan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Hal tersebut ditambah lagi dengan ciri khas remaja yang selalu ingin mencoba hal baru dan juga mudah terpengaru dengan lingkungan maka pelanggaran etika dapat terus berlangsung. Tetapi lain halnya jika setiap orang memiliki keyakinan yang teguh kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.

2.                   Pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat tidak berjalan secara efektif. Pembinaan moral yang utama dan yang pertama dilakukan dalam lingkup sosial yang paling kecil yaitu di dalam keluarga. Keluarga merupakan tempat awal dimana seorang anak belajar banyak hal termasuk nilai dan etika yang berlaku di masyarakat. Oleh sebab itu, peran serta orang tua dan keluarga terdekkat menjadi sangat penting untuk dapat menanamkan nilai dan etika yang baik pada anak. Seperti halnya di dalam keluarga, sekolah pun dapat mengambil peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental dan moral anak didik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang baik, lingkungan sekitar haruslah dapat mendukung. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral. Terjadinya kerusakan moral dan etika dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan diatas, dapat disebabkan karena tidak efektifnnya peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan moral.

3.                   Budaya yang materialistis, hedonistis dan sekularistis. Sekularisme adalah sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan dari kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia. Gerakan ini dilancarkan karena pada abad-abad pertengahan, orang sengat cenderung kepada Allah dan hari akhirat dan menjauhi dunia. Sekularisme tampil untuk menghadapinya dan untuk mengusung kecendrungan manusiayang pada abad kebangkitan, orang menampakkan ketergantungan yang besar terhadap aktualisasi kebudayaan dan kemanusiaan dan kemungkinan terealisasinya ambisi mereka terhadap dunia. Hal tersebut sama halnya dengan materialistis dan hedonistis yang berorientasi pada hal keduniaan dan materi semata. Namun gajala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui tulisan-tulisan,bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-pertunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.

4.                   Tidak adanya peraturan pemerintah yang mendukung pembinaan moral dan etika. Pemerintah merupakan sekelompok orang yang memiliki kekuasaan terhadap hampir seluruh aspek di dalam kehidupan suatu negara yang dipimpin atau dijalankannya. Namun terkadang, terdapat beberapa sikap elit penguasa yang demikian angkuh dan congkak sehingga membuat masyarakat semakin tidak simpati kepada elit pengauasa negeri ini, hal tersebut mencerminkan buruknya moral bangsa. Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan, agar permasalahan terkait etika yang banyak terjadi di masyarakat dapat terjadi dengan efektif.

Faktor-faktor tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan kemajuan zaman. Dengan berkembang pesatnya teknologi pada zaman sekarang ini, arus informasi menjadi lebih transparan dan sangat sulit untuk melakukan penyaringan terhadap budaya-budaya yang masuk secara terus-menerus. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini dapat mengganggu etika dan moral remaja. Pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat masyarakat melupakan tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah.











BAB III
KESIMPULAN
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus.  Jika dilihat dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyebab masalah etika yang terjadi di kalangan remaja disebabkan oleh berbagai hal atau disebut juga multifaktorial. Untuk meghindari salah pergaulan yang sangat rentan terjadi pada remaja, remaja dan keluarga harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak apalagi dalam hal ini pada seorang remaja. Selain itu juga, peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok, sex bebas, serta perilaku buruk lainnya. Lalu, selain datang dari luar pencegahan terhadap pengaruh buruk dari lingkungan dapat juga datang dari dalam diri sendiri yaitu peningkatan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.









Daftar Pustaka
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2014. Data Rokok. [online] Available at : http://www.litbang.depkes.go.id/berita-data-rokok [Accessed 4 Mei 2015].
Ismail Al-Qudsy, S.H., 1970. Values & ethics towards quality public delivery system of Malaysia: an Islamic perspective. Jurnal Syariah. Volume 15, Issue 2
Mulyasa. 2000. Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan di SD. CV. Geger Sunten Bandung.
Robert C. Solomon. Etika, Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta, 1984. hal 2
Sukmana. 2008. Pentingnya Membina Budi Pekerti Anak. Bhineka Karya Winaya
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta
Susanto, A. H., Nur, D., dkk. 2013. Laporan Tahunan 2012. Jakarta: RutgersWPF
Suseno. 1987. Etika dasar: masalah-masalah pokok filsafat moral. Kanius. Universitas Michigan
Wahyuni, D. dan Rahmadewi. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun) : Ada Apa dengan Remaja? Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan-BKKBN
Webster's New Dictionary of Synonyms. Springfield, MA : Merriam-Webster, 1984, p. 547