Friday, January 17, 2014

Laporan Kunjungan ke Museum Bank Indonesia

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur yang dalam kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena berkat rahmat dan kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas mengenai Laporan Kunjungan ke Museum Bank Indonesia.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman dan pengetahuan tentang  segala hal yang berkaitan dengan museum dimana hal tersebut sangat diperlukan untuk memeperluas pengetahuan mahasiswa tentang sejarah bank Indoneisa khususnya, dengan suatu harapan lainya dimana makalah ini bisa lebih bermanfaat untuk mahasiswa dan bahkan umum.

Saya menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan sangat saya harapkan untuk perbaikan pada penulisan selanjutnya.

Pada akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Depok,  14 Januari 2014


Penyusun







Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I: Pendahuluan
I.I Latar Belakang
I.2 Tujuan
Bab II: Isi Laporan
2.1 Sejarah singkat Museum Bank Indonesia
2.2 Latar Belakang Gedung Museum Bank Indonesia
2.3 Tujuan Pendirian Museum Bank Indonesia
2.4 Visi dan Misi Museum Bank Indonesia
2.5 Program Utama Museum Bank Indonesia
2.6 Fasilitas Museum Bank Indonesia
2.7 Koleksi Museum Bank Indonesia
2.8 Jam Buka Museum Bank Indonesia

Bab III: Penutup
3.I Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka







Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Museum merupakan salah satu tempat wisata yang menyimpan dan mengoleksi benda-benda bersejarah. Dimana benda-benda tersebut pasti memiliki nilai dan makna tertentu yang terkandung didalamnya. Museum juga merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk menemukan informasi dan bisa menambah wawasan kepada para pengunjungnya.
Namun, di zaman sekarang ini museum sangat jarang dikunjungi dan bahkan bisa dibilang sangat sepi pengunjung. Anak-anak pun masih jarang yang senang untuk berkunjung ke museum saat masa liburan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa museum bisa digunakan untuk menambah wawasan dan penegetahuan kita. Salah satu museum yang cukup terkenal di kota tua, yaitu Museum Bank Indonesia dan tentu saja dapat menambah wawasan kita tentang Bank Indonesia.

1.2 Tujuan
Untuk menambah pengetahuan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan Bank Indonesia. Dimulai dari sejarah terbentuknya, tujuan didirikannyamusuem BI, visi dan misi dari museum BI, program apa yang ada di museum Bank Indonesia, dan fasilitas apa saja yang ada.








Bab II : Isi Laporan
2.1 Sejarah singkat Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia merupakan objek wisata bersejarah yang terdapat di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara, tepatnya di bagian depan stasiun Beos Kota atau di samping Museum Bank Mandiri. Tempat wisata ini terbilang cukup unik dan tentunya memberikan berbagai macam pengetahuan mengenai sejarah dari Bank Indonesia.
Awal mulanya bangunan objek wisata Museum Bank Indonesia adalah sebuah rumah sakit umum yang bernama Binnen Hospitaal, hingga pada sekitar tahun 1828, bangunan tersebut di ubah fungsinya menjadi tempat penyimpanan uang atau Bank dengan nama De Javashe Bank. Selama satu abad berlangsung, tepatnya pada tahun 1953 setelah 9 tahun kemerdekaan republic Indonesia, bangunan DJB di tetapkan sebagai Bank Sentral Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Bank Indonesia.
Selang 9 tahun kemudian yaitu pada tahun 1962, pemerintah Indonesia kemudian memindahkan Bank Indonesia tersebut ke lokasi baru dan lebih strategis, sehingga tempat BI yang dahulu mejadi kosong tanpa di gunakan untuk keperluaan yang penting. Akhirnya pada tahun 2006 Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah meresmikan bangunan kosong tersebut sebagai Museum Bank Indonesia yang dapat di akses secara mudah oleh masyarakat umum.
Jika anda perhatikan bangunan Museum Bank Indonesia akan terlihat sangat unik, tradisional, dan kokoh berdiri dengan tegaknya. Area parkir yang tersedia di tempat ini pun cukup luas sekali, sehingga mempermudah bagi para pengunjung untuk memarkirkan
Museum Bank Indonesia menempati bangunan yang berusia tua dan memiliki sejarah panjang dalam dunia perbankan di Indonesia. Museum ini dulunya merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu kemudian digunakan oleh De Javasche Bank (DJB) pada tahun 1828. Pada tahun 1953, bank ini dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral Indonesia atau Bank Indonesia. Penggunaan gedung ini sebagai kantor Bank Indonesia tidak berlangsung lama. Pada tahun 1962, Bank Indonesia pindah ke gedung yang baru. Sejak saat itu, gedung tersebut praktis kosong dan tidak digunakan lagi, padahal gedung tersebut merupakan gedung yang mempunyai nilai sejarah tinggi yang terancam kerusakan apabila tidak dimanfaatkan dan dilestarikan.


Dari nilai historis yang tersirat pada gedung ini, pemerintah akhirnya menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. Di samping itu, BI juga memiliki benda-benda dan dokumen-dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.
Pelestarian gedung BI Kota tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang telah mencanangkan daerah Kota sebagai daerah pengembangan kota lama Jakarta. Bahkan, BI diharapkan menjadi pelopor dari pemugaran/revitalisasi gedung-gedung bersejarah di daerah Kota.
2.2 Latar Belakang Gedung Museum Bank Indonesia
Gedung Bank Sentral di pusat kota yang telah dibangun dan ditempati oleh DJB (De Javasche Bank) dan kemudian digunakan oleh Bank Sentral untuk beberapa periode waktu, sekarang hampir kosong dan tidak lagi digunakan. Namun, ia memiliki nilai sejarah yang sangat berharga tetapi rentan terhadap kerusakan apabila tidak dimanfaatkan dan dilestarikan. Pemerintah telah menunjuk bangunan ini sebagai situs budaya untuk dilestarikan. Selain itu, Bank Sentral juga memiliki artefak sejarah dan dokumen yang harus diurus dan dipilih untuk memberikan informasi yang benar-benar berguna bagi masyarakat luas.
Terinspirasi oleh keinginan tulus untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang peran Bank Sentral dalam sejarah nasional, serta obyektif menginformasikan latar belakang dan dampak kebijakan Bank Sentral yang dibuat dari waktu ke waktu, Dewan Gubernur Bank Indonesia telah memutuskan untuk mendirikan Museum Bank Indonesia dengan memanfaatkan dan melestarikan bekas gedung Bank Sentral di pusat kota. Upaya ini akan sejalan dengan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta dalam mengubah pusat kota ke dalam pengembangan pusat kota lama Jakarta. Dalam hal ini, Bank Sentral diharapkan untuk melayani sebagai pelopor dalam melestarikan atau revitalisasi bangunan bersejarah di pusat kota.
Alasan ini antara lain, telah memicu ide untuk mendirikan Museum Bank Indonesia yang diharapkan dapat berfungsi sebagai lembaga untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat, aman dan memanfaatkan berbagai artefak dan benda-benda yang berkaitan dengan perjalanan panjang dari Bank Indonesia. Saat ini, ada sejumlah museum lain yang terkait dengan sejarah Bank Sentral, namun museum ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Selain itu, gagasan untuk mendirikan Museum Bank Indonesia juga telah terinspirasi oleh museum bank sentral di negara lain, yaitu sebagai lembaga yang terintegrasi dengan keberadaan bank sentral tersebut.

2.3 Tujuan Pendirian Bank Sentral Museum Indonesia
Untuk mendukung pengembangan zona kota tua sebagai tujuan wisata di DKI Jakarta , itu akan menjadi keputusan yang tepat untuk menunjuk Bank Central Building dari pusat kota sebagai situs budaya pelestarian oleh Pemerintah dan berubah menjadi Bank Sentral Indonesia Museum . Keberadaan museum ini , sejalan dengan upaya untuk mempromosikan pariwisata bersama dengan museum-museum lain terletak di kawasan, seperti Museum Fatahillah , Museum Wayang, Museum Keramik, Museum Sea di daerah Pasar Ikan. BI telah diharapkan bahwa keberadaan Bank Indonesia akan membuka jalan untuk menyiapkan museum bank sentral di Indonesia. Museum ini melaksanakan misi untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan dan merawat artefak dan dokumen sejarah saat ini dimiliki. Akibatnya , hal itu akan menjadi lembaga yang sangat berharga bagi masyarakat umum. Hal ini akan terwujud jika kita bisa menyajikan segala sesuatu dalam bentuk yang mampu untuk memenuhi informasi yang lengkap dan berurutan sedemikian rupa bahwa itu akan dipahami oleh masyarakat pada umumnya.
Museum yang direncanakan ini juga diharapkan untuk melayani sebagai fasilitas pendidikan dan penelitian bagi masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional tentang fungsi dan tugas Bank Indonesia. Selain itu, ia menjabat sebagai sarana rekreasi. Jika ini terpenuhi, peran humas dalam sehubungan dengan membangun citra BI sebagai bank sentral akan berjalan lebih baik. Sejalan dengan peran BI, museum ini diharapkan akan menunjukkan karakteristik keseluruhan BI, dilihat dari aspek kelembagaan, moneter, melarang dan sistem pembayaran yang terstruktur dalam sejarah perspektif. Kami sepenuhnya sadar bahwa ini pendirian museum yang direncanakan bukan ide yang sederhana, tetapi ide dengan beberapa tujuan. Dengan segala keterbatasan yang ada dan kendala, antara lain yang berkaitan dengan tingkat apresiasi masyarakat Indonesia terhadap museum yang relatif tidak setara dengan negara-negara maju, langkah-langkah untuk mendirikan museum Bank Indonesia tampaknya memerlukan daya tahan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan BI tentang manajemen museum, bekerja sama dengan para ahli dari berbagai bidang diperlukan untuk bersama-sama mewujudkan gagasan ini secara komprehensif dari konsep sampai dengan pelaksanaan fisik di masa depan. Sementara persiapan fisik untuk pembangunan museum sedang berlangsung, Museum Bank Indonesia akan disajikan dalam bentuk cyber museum. Edukasi Bank Indonesia ini akan menggambarkan sejarah panjang BI menjadi lembaga yang bertanggung jawab atas moneter, perbankan dan sistem pembayaran. Dan semua ini dapat diikuti dari waktu ke waktu , sejak masa DJB hingga periode BI selama enactments Undang-undang Nomor 11 Tahun 1953, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999, dan UU No 3 Tahun 2004 yang tetap berlaku sampai hari ini.

2.4 Visi dan Misi Museum Bank Indonesia
Alasan Filosofis
Mengingat tugas Bank Indonesia dengan lingkup nasional dan dimensi, dan fakta Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam UU No 23 Bank dari tahun 1999, adalah independen dari intervensi pemerintah , serta fakta bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia memanfaatkan jaringan kantor di wilayah ini, satu-satunya lembaga yang layak dan harus menjelaskan fungsi dan perannya adalah Bank Sentral itu sendiri.
Dalam hal ini, Bank Sentral Republik Indonesia sebagai salah satu sarana untuk melakukannya, harus diperluas sedemikian rupa sehingga memiliki lingkup nasional. Ini berarti tidak hanya Bank Indonesia menyediakan informasi tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat di tingkat pusat, tetapi juga menjelaskan pelaksanaannya di daerah. Dengan kata lain, daerah juga harus menyiapkan sendiri Mini Indonesia Pusat Bank Museum mereka ( MMBI ) dengan memanfaatkan gedung-gedung tua dan menganggur. Saat, selain melanjutkan pembangunan Museum Bank Indonesia di daerah pusat kota, BI dalam penyusunan membangun MMBI di Padang, Sumatera Barat.
Visi :
 Untuk menjadi instrumen dan fasilitas untuk menyebarluaskan informasi yang lengkap, akurat dan mudah diakses mengenai fungsi dan peran Bank Sentral di Indonesia kepada publik dan fasilitas ini dikelola secara profesional.

Misi :
- Untuk memberikan informasi tentang sejarah Bank Sentral Indonesia yang lengkap, akurat dan obyektif dan mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat.
- Untuk menyediakan fasilitas dan sarana rekreasi edukatif kepada masyarakat.
- Untuk melestarikan situs sejarah.


2.5 Program Utama Museum Bank Indonesia
: Jelajahi Museum
Tur ini dipandu dimaksudkan sebagai program informasi-belum-rekreasi bagi masyarakat. Seperti kita menjelajahi bangunan bersejarah ini, kami juga akan belajar tentang perjalanan Bank Indonesia. Jika Anda tertarik untuk bergabung dengan tur, silakan mendaftar terlebih dahulu.

: Forum Diskusi
Museum Bank Indonesia melakukan forum diskusi, menyediakan masyarakat dengan up-to-date dan informasi yang akurat mengenai kebijakan Bank Indonesia. Forum ini terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat umum.
: Interaksi
Museum Bank Indonesia mengundang Anda untuk melakukan banyak kegiatan menarik pemutaran film-sini, pertunjukan musik, peluncuran buku, atau kegiatan lainnya yang menyegarkan.

: Gallery Budaya
Museum Bank Indonesia mengundang Anda untuk bekerja sama dengan kami untuk melakukan pameran sementara di sini, baik di tingkat nasional maupun internasional.

2.6 Fasilitas Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia akan diluncurkan secara resmi pada tahun 2008. Saat ini Museum Bank Indonesia adalah dalam tahap implementasi. Ini akan menyediakan beberapa fasilitas untuk kenyamanan para tamu, seperti :
: Cloak Room
Kamar ini tersedia untuk para pengunjung yang ingin menempatkan barang-barang mereka saat mengunjungi Museum Bank Sentral.
: BI Information Centre
Di ruangan ini, pengunjung akan memiliki akses ke informasi yang melimpah dari masa lalu ke masa kini dengan cukup lenghty time series tentang sejarah dan peran Bank Sentral. Semua informasi ini dapat diperoleh melalui peralatan multi-media dan sudah berguna untuk melakukan penelitian, analisis keputusan dan sebagainya. Selain informasi dari Bank Sentral, informasi dari berbagai sumber, dalam dan luar negeri juga tersedia. Pengunjung juga dapat mencetak data / informasi dari komputer. Selain informasi berlimpah tersebut, Bank Sentral telah meluncurkan BI Virtual Museum yang menyediakan informasi tentang Central Bank Museum melalui jaringan internet.
: Auditorium
Auditorium ini terletak di lantai 2 dari Central Bank Museum berdekatan dengan BI Pusat Informasi. Ruangan ini digunakan untuk mengadakan seminar dan diskusi yang disponsori oleh Bank Sentral atau pihak luar.
: Buku dan Souvenir
Pengunjung dapat membeli berbagai publikasi dan souvenir yang berkaitan dengan museum, khususnya Museum Bank Sentral. Makanan ringan dan minuman juga tersedia.















2.6 Koleksi Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia terdiri dari dua lantai yang dapat dijelajahi oleh pengunjung. Lantai pertama terdiri dari pintu masuk utama, pintu masuk belakang, ruang pengeluaran, dan pengedaran uang perpustakaan serta kafe museum. Sementara itu, lantai kedua terdiri dari lobi, ruang penitipan barang, ruang pelayanan pengunjung, ruang lokakarya teater, ruang pengantar sejarah, pra BI serta ruang pameran tetap, serta ruang emas.
Saat pertama masuk, saya langsung menuju lantai dua karena tempat pemeran tetap koleksi yang ada di museum ini ada di lantai dua. Sebelum masuk saya pun terlebih dahulu menitipkan tas dan jaket saya di tempat penitipan barang. Lalu setelah itu, saya pergi ke ruang pelayanan pengunjung dimana saat disana saya diberikan semacam tiket masuk untuk melihat-lihat pameran.
Gb. 1 Tiket masuk Museum Bank Indonesia
                                                                                              
Lalu, saat pertama masuk saya melihat 12 ruang transaksi bank zaman dahulu. Dan disebelahnya terdapat monumen peresmian museum.
 Gb. 2 Peresmian Museum Bank Indonesia
                                                                                                                
Ada berbagai macam peninggalan, fasilitas dan informasi sejarah yang dapat ditemukan di Museum Bank Indonesia, seperti mata uang baru, kursi koin, pintu baja, koleksi uang dari berbagai dunia dan tahun, informasi sejarah, bank tempo doeloe, karya – karya yang seru dan lucu, ruang teater dan taman luas di tengah – tengah bangunan.
Gb. 3 Perahu dan Patung orang dulu di ruang pameran

Gb. 3 Perahu dan Patung orang dulu di ruang pameran




 Gb.4 Spesipen uang yang tersebar di Indonesia



Gb.5 Koleksi seragam tentara Belanda, Jepang dan Indonesia.
Lalu setelah melihat semua koleksi di museum Bank Indonesia, ada satu gambar yang menurut saya sangat menarik, yaitu gambar atau foto dimana logo dari Bank Indonesia sempat berubah-ubah dari waktu ke waktu, sampai logo dari Bank Indonesia yang dipakai sekarang.
Gb.6 Gambar metamorfosa logo Bank Indonesia
Setelah itu saya pergi ke ruangan dimana tempat kerja dan juga rapat presiden Bank Indonesia. Furniturnya terlihat bagus, rapi, dan juga kokoh. Ruangan tersebut sangat nyaman dan tertata rapi, namun sayangnya kita hanya bisa masuk dipinggir ruangan kerja presiden BI tersebut
Gb.7 Ruang kerja presiden Bank Indonesia
Kemudian yang terakhir saya pergi ke ruangan yang menurut saya sangat menarik. Yaitu tempat penyimpanan emas. Disana, tedapat  banyak emas batangan yang disimpan di dalam sebuah lemari kaca besar. Ruangan disana pun, dijaga suhunya agar selalu dingin.
 Gb.8 Ruang tempat penyimpanan emas
                                                                                                                                                             
2.7 Jam Buka Museum Bank Indonesia


Visiting Hours
Museum Address

Tuesday - Friday: 07.30 AM - 03.30 PM 
Saturday - Sunday: 08.00 AM - 04.00 PM  
Monday & Holiday Close
Free of Charge
 Museum Bank Indonesia
 @MuseumBI
Jl. Pintu Besar Utara No. 3
West Jakarta - Indonesia
 
Ph. 62-21- 2600158
 
Fax.62-21-2601730
 
Email:
museum@bi.go.id


Bab III: Penutup

3.1 Kesimpulan
Museum Bank Indonesia menempati bangunan yang berusia tua dan memiliki sejarah panjang dalam dunia perbankan di Indonesia. Museum ini dulunya merupakan sebuah rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu kemudian digunakan oleh De Javasche Bank (DJB) pada tahun 1828. Museum Bank Indonesia ini berfungsi sebagai lembaga untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat, aman dan memanfaatkan berbagai artefak dan benda-benda yang berkaitan dengan perjalanan panjang dari Bank Indonesia. Dan salah satu misinya adalah untuk memberikan informasi tentang sejarah Bank Sentral Indonesia yang lengkap, akurat dan obyektif dan mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat. Museum Bank Indonesia juga memiliki beberapa program utama seperti, Forum Diskusi, Jelajahi Museum, Interaksi, dan Gallery Budaya. Selain itu ada beberapa fasilitas yang disediakan di museum ini, yaitu BI Information Centre, Cloak Room, Auditorium, Buku dan Souvenir.
3.2 Saran
Publikasi dari Museum Bank Indonesia harus dilakukan lebih gencar lagi agar semakin diketahui oleh khalayak banyak dan tentunya agar museum Bank Indonesia tidak sepi pengunjung.


Daftar Pustaka :