Kopi mendapatkan popularitas
karena efeknya yang menunda kantuk, memberikan rasa senang dan bersemangat
serta membangkitkan vitalitas peminumnya. Ini disebabkan oleh efek kafein pada Reticular
Ascending System dan reseptor adenosin. Adenosin adalah zat yang
menyebabkan kantuk. Dengan memblokir reseptornya, tubuh tidak bisa membaca
adanya adenosin sehingga mengahalangi kantuk.
Kadar kafein mencapai puncaknya
dalam 30-60 menit setelah dikonsumsi. Kadarnya akan tetap tinggi dalam darah
selama 3 hingga 5 jam. Dosis setara dengan secangkir kopi (30-150mg) yang
dikonsumsi sebelum tidur dapat memperpanjang waktu yang diperlukan untuk tidur
dan juga mengganggu proses tidur itu sendiri. Gangguan proses tidur akibat kafein
adalah buruknya kualitas tidur akibat tahapan tidur dalam (stage N3 sleep)
yang memendek. Padahal tahap tidur dalam, sering juga disebut restorative
sleep, adalah tahapan tidur penting dimana tubuh mengeluarkan hormon
pertumbuhan yang berfungsi dalam perbaikan sel-sel tubuh yang rusak. Pada
beberapa orang yang sensitif terhadap kafein, dengan konsumsi kopi di pagi hari
sudah dapat mengganggu proses tidur di malam harinya.
Kafein dosis tinggi (> 6
cangkir kopi) dalam sehari dapat memperlambat metabolisme kopi sehingga
kadarnya tetap tinggi di otak selama 9 hingga 15 jam. Sementara dengan dosis
luar biasa, 100 cangkir (10 gram) sehari dapat menyebabkan kematian.
Efek samping dari kafein dosis tinggi antara lain:
• Kecemasan yang berkepanjangan.
• Sulit berkonsentrasi.
• Ketegangan otot.
• Peningkatan frekwensi berkemih (kencing.)
• Agitasi, terlalu bersemangat hingga serangan panik.
• Rasa pusing, kejang dan vertigo.
• Suhu tubuh meningkat.
• Disorientasi hingga paranoia.
• Jantung berdebar-debar.
• Mual
• Sulit tidur.
• Kecemasan yang berkepanjangan.
• Sulit berkonsentrasi.
• Ketegangan otot.
• Peningkatan frekwensi berkemih (kencing.)
• Agitasi, terlalu bersemangat hingga serangan panik.
• Rasa pusing, kejang dan vertigo.
• Suhu tubuh meningkat.
• Disorientasi hingga paranoia.
• Jantung berdebar-debar.
• Mual
• Sulit tidur.
Efek Kafein
Efeknya pada kesehatan masihlah
kontroversial, namun demikian kafein dapat juga digunakan untuk menangani
kasus-kasus hipersomnia dimana penderitanya merasakan kantuk berlebih di siang
hari. Namun demikian perlu ditekankan bahwa penggunaan kafein pada hipersomnia
hanyalah perawatan simptomatis yang mengurangi gejala kantuk. Diperlukan
pemeriksaan dan perawatan menyeluruh untuk mengatasi penyakit yang sebenarnya.
Perawatan yang biasanya dilakukan di Sleep Disorder Clinic, diawali
dengan pemeriksaan laboratorium tidur untuk mendeteksi gangguan yang diderita,
lalu dilanjutkan dengan perawatan. Gangguan tidur yang dapat menyebabkan
hipersomnia adalah sindroma tungkai gelisah, sleep apnea (mendengkur)
dan narkolepsi.
Efek stimulan kafein memang
tidak sekuat kokain maupun amphetamine (pil ekstasi,) namun ia tetap dapat
menimbulkan ketergantungan. Penghentian konsumsi kafein secara mendadak akan
membangkitkan efek kecanduan seperti rasa sakit kepala, vitalitas yang menurun,
kantuk amat sangat serta depresi.
Konsumsi kopi untuk menahan
kantuk saat bekerja pun tidak dianjurkan. Apalagi jika pekerjaan tersebut
melibatkan pengoperasian alat berat atau mengendara. Karena kafein terbukti
menghambat kantuk dan membuat orang merasa segar kembali, tetapi kemampuan
mental serta refleks menjadi terganggu. Pekerja shift malam lebih
banyak mengonsumsi kopi dibandingkan dengan pekerja biasa. Tetapi resiko untuk
mengalami kecelakaan lalu lintas maupun di tempat kerja tidaklah berkurang.
Sebuah penelitian lain yang dilakukan pada anggota Navy Seals Amerika
menunjukkan bahwa konsumsi kafein setelah mengalami kondisi kurang tidur akan
meningkatkan vitalitas dan kewaspadaan seseorang. Tetapi kemampuannya untuk
menembak dengan tepat berkurang jauh.
Para pelajar yang suka
mengonsumsi kopi untuk menahan kantuk juga perlu memperhatikan efek-efek tadi.
Malam menjelang ujian, biasa diisi dengan belajar dan menghapal. Untuk
memperpanjang waktu belajar, kopi pun diminum. Akibatnya walaupun kantuk hilang
dan otak terasa segar, kemampuan untuk belajar sudah menurun. Dipagi hari
dengan bermodalkan secangkir kopi lagi, ujian pun dijalani. Kemampuan otak
untuk mengingat kembali hapalan biasanya tidak terganggu, tetapi kemampuan
untuk memproses data hapalan secara kreatif jelas menurun. Akibatnya banyak
pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan baik. Apalagi ketika efek kafein
mulai meninggalkan tubuh di siang harinya. Seluruh badan terasa tidak karuan,
mata pun tak kuasa menahan kantuk. Ini disebabkan oleh hutang tidur yang menagih.
Dengan demikian, jelas bahwa kafein tidak dapat menggantikan tidur.
Bagaimana dengan pengendara
jarak jauh? Mengendara dengan kantuk, justru lebih berbahaya dibanding
mengendara dalam kondisi mabuk. Kafein memang dapat menahan kantuk, namun tidak
ada yang dapat mengembalikan kemampuan mental dan refleks mengendara, sebaik
tidur. Untuk itu, jika Anda mengantuk saat mengendara, jalan terbaik adalah
menghentikan kendaraan dan tidur sejenak selama 15-30 menit. Setelah bangun,
barulah konsumsi kafein dan lanjutkanlah perjalanan.
Referensi:
No comments:
Post a Comment