Sunday, December 14, 2014

Efek Kafein


Kopi mendapatkan popularitas karena efeknya yang menunda kantuk, memberikan rasa senang dan bersemangat serta membangkitkan vitalitas peminumnya. Ini disebabkan oleh efek kafein pada Reticular Ascending System dan reseptor adenosin. Adenosin adalah zat yang menyebabkan kantuk. Dengan memblokir reseptornya, tubuh tidak bisa membaca adanya adenosin sehingga mengahalangi kantuk.
Kadar kafein mencapai puncaknya dalam 30-60 menit setelah dikonsumsi. Kadarnya akan tetap tinggi dalam darah selama 3 hingga 5 jam. Dosis setara dengan secangkir kopi (30-150mg) yang dikonsumsi sebelum tidur dapat memperpanjang waktu yang diperlukan untuk tidur dan juga mengganggu proses tidur itu sendiri. Gangguan proses tidur akibat kafein adalah buruknya kualitas tidur akibat tahapan tidur dalam (stage N3 sleep) yang memendek. Padahal tahap tidur dalam, sering juga disebut restorative sleep, adalah tahapan tidur penting dimana tubuh mengeluarkan hormon pertumbuhan yang berfungsi dalam perbaikan sel-sel tubuh yang rusak. Pada beberapa orang yang sensitif terhadap kafein, dengan konsumsi kopi di pagi hari sudah dapat mengganggu proses tidur di malam harinya.
Kafein dosis tinggi (> 6 cangkir kopi) dalam sehari dapat memperlambat metabolisme kopi sehingga kadarnya tetap tinggi di otak selama 9 hingga 15 jam. Sementara dengan dosis luar biasa, 100 cangkir (10 gram) sehari dapat menyebabkan kematian.
Efek samping dari kafein dosis tinggi antara lain:
• Kecemasan yang berkepanjangan.
• Sulit berkonsentrasi.
• Ketegangan otot.
• Peningkatan frekwensi berkemih (kencing.)
• Agitasi, terlalu bersemangat hingga serangan panik.
• Rasa pusing, kejang dan vertigo.
• Suhu tubuh meningkat.
• Disorientasi hingga paranoia.
• Jantung berdebar-debar.
• Mual
• Sulit tidur.

Efek Kafein
Efeknya pada kesehatan masihlah kontroversial, namun demikian kafein dapat juga digunakan untuk menangani kasus-kasus hipersomnia dimana penderitanya merasakan kantuk berlebih di siang hari. Namun demikian perlu ditekankan bahwa penggunaan kafein pada hipersomnia hanyalah perawatan simptomatis yang mengurangi gejala kantuk. Diperlukan pemeriksaan dan perawatan menyeluruh untuk mengatasi penyakit yang sebenarnya. Perawatan yang biasanya dilakukan di Sleep Disorder Clinic, diawali dengan pemeriksaan laboratorium tidur untuk mendeteksi gangguan yang diderita, lalu dilanjutkan dengan perawatan. Gangguan tidur yang dapat menyebabkan hipersomnia adalah sindroma tungkai gelisah, sleep apnea (mendengkur) dan narkolepsi.
Efek stimulan kafein memang tidak sekuat kokain maupun amphetamine (pil ekstasi,) namun ia tetap dapat menimbulkan ketergantungan. Penghentian konsumsi kafein secara mendadak akan membangkitkan efek kecanduan seperti rasa sakit kepala, vitalitas yang menurun, kantuk amat sangat serta depresi.
Konsumsi kopi untuk menahan kantuk saat bekerja pun tidak dianjurkan. Apalagi jika pekerjaan tersebut melibatkan pengoperasian alat berat atau mengendara. Karena kafein terbukti menghambat kantuk dan membuat orang merasa segar kembali, tetapi kemampuan mental serta refleks menjadi terganggu. Pekerja shift malam lebih banyak mengonsumsi kopi dibandingkan dengan pekerja biasa. Tetapi resiko untuk mengalami kecelakaan lalu lintas maupun di tempat kerja tidaklah berkurang. Sebuah penelitian lain yang dilakukan pada anggota Navy Seals Amerika menunjukkan bahwa konsumsi kafein setelah mengalami kondisi kurang tidur akan meningkatkan vitalitas dan kewaspadaan seseorang. Tetapi kemampuannya untuk menembak dengan tepat berkurang jauh.
Para pelajar yang suka mengonsumsi kopi untuk menahan kantuk juga perlu memperhatikan efek-efek tadi. Malam menjelang ujian, biasa diisi dengan belajar dan menghapal. Untuk memperpanjang waktu belajar, kopi pun diminum. Akibatnya walaupun kantuk hilang dan otak terasa segar, kemampuan untuk belajar sudah menurun. Dipagi hari dengan bermodalkan secangkir kopi lagi, ujian pun dijalani. Kemampuan otak untuk mengingat kembali hapalan biasanya tidak terganggu, tetapi kemampuan untuk memproses data hapalan secara kreatif jelas menurun. Akibatnya banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan baik. Apalagi ketika efek kafein mulai meninggalkan tubuh di siang harinya. Seluruh badan terasa tidak karuan, mata pun tak kuasa menahan kantuk. Ini disebabkan oleh hutang tidur yang menagih. Dengan demikian, jelas bahwa kafein tidak dapat menggantikan tidur.
Bagaimana dengan pengendara jarak jauh? Mengendara dengan kantuk, justru lebih berbahaya dibanding mengendara dalam kondisi mabuk. Kafein memang dapat menahan kantuk, namun tidak ada yang dapat mengembalikan kemampuan mental dan refleks mengendara, sebaik tidur. Untuk itu, jika Anda mengantuk saat mengendara, jalan terbaik adalah menghentikan kendaraan dan tidur sejenak selama 15-30 menit. Setelah bangun, barulah konsumsi kafein dan lanjutkanlah perjalanan.

Referensi:

No comments:

Post a Comment