Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan utama yang wajib dilaksanakan oleh setiap
manusia dimulai dari jenjang dasar, menengah hingga yang tertinggi. Di
Indonesia sendiri memang sudah diwajibkan pemerintah untuk wajib pendidikan 12
tahun, namun tidak ada arti juga jika mutu pendidikan dan fasilitasnya masih
rendah atau adanya perbedaan. Kondisi geografis pun menjadi salah satu faktor
penyebab yang menjadikan sebagian daerah di Indonesia tertinggal oleh laju
pembangunan dan belum tersentuh pendidikan secara layak. Pendidikan adalah
jalan terbaik meningkatkan taraf kehidupan sebuah generasi. Tak terkecuali di
Indonesia. Namun apa yang dijumpai di pesisir ujung pantai timur Pulau Sumbawa,
Nusa Tenggara Barat, bisa jadi cermin kondisi pendidikan di banyak daerah
terpencil lainnya di tanah air.
Seperti yang
dilansir dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (3/5/2014) memberitakan
kondisi memprihatinkan Madrasah Ibtidaiyah (SD) Darul Ulum di pesisir pantai
Desa Mawu, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima. Sekolah yang berdiri sejak 2007
hanya memiliki fisik bangunan semi permanen. Berdinding anyaman bambu dan
berlantai tanah. Tanpa bantuan pemerintah, pendiri sekolah dan para guru tetap
tegar hingga kini.
Bisa
dibayangkan, seperti apa kondisi waktu belajar setiap hari. Di sisi lain, guru
pun seakan hanya berbekal idealisme mereka sebagai pengajar, tanpa imbalan yang
memadai sebagai pemberi ilmu bagi masa depan muridnya. Lain lagi dengan kondisi
anak-anak usia sekolah di Desa Patambanua, Kecamatan Matangnga, Polewali
Mandar, Sulawesi Barat. Kondisi desa terpencil, memaksa setiap anak yang ingin
mengenyam pendidikan dasar harus berjalan kaki lewati bukit dan hutan agar bisa
sampai ke sekolah. Hal tersebut mengakibatnya banyak anak usia sekolah dasar
yang putus sekolah atau malah tidak bersekolah sama sekali.
Hingga kini
masalah ketersediaan sekolah bagi anak-anak di pedalaman Polewali Mandar,
Sulawesi Barat, belum terselesaikan. Untuk mendirikan sekolah dasar, pemerintah
terbentur persyaratan minimum jumlah murid yang harus 60 orang.
Proses
belajar mengajar juga kerap terbentur oleh SDM yang ada. Hal ini menyusul
kurangnya tenaga pendidik yang mau terjun ke dusun terpencil. Pekerjaan besar
untuk mencerdaskan generasi masa depan bangsa.
Pendidikan yang tepat bagi penduduk
terpencil adalah pendidikan yang fleksibel dengan mengikuti kekhasan adat
istiadat mereka. Lebih tepat dikatakan sebagai pendidikan alternatif yang
ranahnya bisa formal, informal ataupun nonformal. Metode yang diberikan juga metode
yang tidak menghilangkan kebiasaan positif mereka yang berasal dari akar rumput
dan adiluhung secara turun-temurun. Cara yang diberikan dalam pendidikan
alternatif yang diberikan bagi masyarakat daerah terpencil adalah sentuhan yang
tulus dan khas karena keikhlasan dalam mendidik masyarakat daerah terpencil
adalah hal utama yang harus dimiliki oleh para pendidik yang akan terjun ke
sana.
Selain adanya pendidik yang hebat,
teknologi saat ini juga merupakan bagian terpenting yang tidak boleh diabaikan
pemerintah, baik itu teknologi untuk komunikasi maupun untuk pendidikan. Tetapi
teknologi tersebut juga harus dijaga penggunaannya agar tidak merusak moral,
budaya dan adat istiadat sehingga tidak terjadi penyimpangan sosial.
Berbagai jenis teknologi informasi
dan komunikasi yang tersedia dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh dan
mandiri terutama untuk daerah terpencil. Tujuannya agar mereka lebih mudah
mengakses pendidikan umum atau formal yang layak seperti yang didapatkan oleh
kebanyakan penduduk kota. Namun sampai saat ini masih belum nampak yang begitu
mencolok dari pemerintah untuk merubah itu semua.
No comments:
Post a Comment